Selasa, 03 Juni 2014

tugas bahasa indonesia 2 cerpen


Cerpen : Siapa yang lebih setia…? Laki laki atau wanita?

Di gubuk reot mereka tinggal,seorang pujangga sanjaya bersama permaisurinya dwi permata sari yang ada di sana dengan beberapatetangga.Penuh kebahagiaan…. keharmonisan,keceriaan,canda tawa selalu menghiasi hari hari mereka.Saling mengerti dan memahami yang selalu menjadi pondasi.

Mereka bermata pencaharian sebagai petani.datanglah suatu hari yang menguji kesetian cinta mereka berdua.Pagi pagi sekali sang pujangga meninggalkan sang permaisuri ke sawah,melihat sang istri dengan tertidur lelap,tak tega sang pujangga membangunkannya.
Di dapati sanjaya tak ada di samping,segeralah dwi permatasari memasak untuk sanjaya

“a…h kanda pasti sudah berangkat ke sawah,aku harus segera mungkin mengirim sarapan untuk kanda”  sesampainya di sawah terlihat sanjaya mengayunkan cangkulnya.
“kanda sanjaya………sarapan dulu kanda”sapa dwi permata sari
“ya dinda tunggu sebentar”saut sanjaya.bersamaan itu,seekor ular kobra menghampiri dwi permata sari.terlihat jelas oleh sanjaya kobra itu mau mematuk dwi permata sari.
“dinda……. Awas di samping dinda ada ular!”
“a…h  kanda,makan dulu baru bercanda” bantah dwi,karena memang mereka selalu bercanda,maka dwi permata saripun menganggap hal itu sebagai bercanda.
“a….a…,kanda tolong” ular itu mematuk bagian belakang kaki dwi permata sari
“dinda….,dinda tidak apa apa?”Tanya sanjaya
“kakiku mati rasa kanda”jawab dwi permata sari
Segera mungkin sanjaya membawa dwi permata sari ke dusun,
“tolong……… tolong….”pangil sanjaya kepada tetangga,tubuh dwi permata sari membiru dan matanya pun terpejam,sembari dwi permata sari mencoba menggerakkan bibirnya”maafkan dinda kanda,bilaman dinda masih diberi waktu,dinda kan selalu ingin bersama kanda”

“cepat pangil tabib kesini”suruh sanjaya kepada tetangga
Tatkala tabib datang,segera mungkin tabib mmeriksa denyut nadi dwi,tapi tak di dapatinya.”maaf sanjaya,…”kata tabib
“tidak…. Tidak boleh,hanya bersamamu aku hidup,bersamamu ku betahan”

Semalam suntuk sanjaya menangisi kepergian dwi permata sari,pagi pagi sanjaya mengumpulkan batang pohon pisang dan merakitnya.Dengan perasaan sedih nan pilu sanjaya membawa dwi permata sari ke tepi sungai dengan rakit pohon pisang
“dinda apalah arti hidupku bila tak bersamamu…,aku kan terus bersamamu hingga akhir hidup ini dinda,kanda kan membawamu ke ujung samudra tak bertepi,dam mmbiarkan pohon pisang ini membusuk bersama dengan berakhirnya cinta kita,kanda tak akan berlabuh sebelum bersatunya cinta kita kembali”

“Ya Tuhanku… aku percaya akan kekuasaanMu
Ku sadar benar ini kehendakMu
Bilamana Kau menghendakinya,tawarlah air laut ini
Surutlah air ini
Binasalah diri ini
Tapi satu hal yang pasti aku mohon kepadaMu
Tolong beri kehidpan pada istriku ini….
Ambil separuh nyawaku untuknya
Untuk kehidupannya”

Rakit itupun terus mengikuti arus sungai dan membawa mereka pada hamparan samudra,terus menangis dan berdoa yang hanya bisa di lakukansanjaya.Tiba tiba seekor ular kobra menghampiri mereka berputar putar di sekeliling mereka.
“hai kau kobra,bila mana memang Tuhan yang menjadikan kau memisahkan aku dengan dinda,maka persatukanlah kami dengannya.Patuklah diriku ini biar ku bisa bersama dinda”

Namun kobra itu tak mematuk sanjaya tapi malah mematuk bagian belakang kaki dwi permata sari.
“kanda………,kenapa kta di sini?,bukankah kita di sawah..? kanda sudah sarapan belum?”tiba tiba terdengar suara dwi permata sari di telinga sanjaya.
“indahnya mimpi ini sampai Kau dengarkan suara istriku ya… Tuhanku”gumam sanjaya dalam hati
“kanda…. Kanda… di Tanya kok diam saja? Ada apa kanda?”Tanya dwi permata sari,sanjaya pun mencoba tuk membuka mata karena masih tak yakin dengan apa yang barusan di dengar
“dinda… kau benar benar dinda…?ya Tuhanku ku bersujud dan bersyukur kepadaMu,Kau masih mau mendengar doaku.,,,, dinda tak ingat kalau dinda di patuk ular..?tanya sanjaya ke dwi permata sari
“oooo ia.. dinda ingat… tapi kenapa kita di sini kanda?”Dwi penuh heran bertanya kepada sanjaya
“kanda membawa dinda tuk selalu hidup mati bersama dinda….,di sana ada pulau,mari kita berlabuh di sana,di sana kita akan hidup bersama berdua”ajak sanjaya
“baik kanda”dwi pun mersa bahagia dengan kesetiaan dan cinta sanjaya dan ia pun merasa yakin kan bahagia bersama sanjaya.

Di pulau itu hanya mereka berdua yang tinggal.mereka hidup dengan menangkap ikan,menanam apa apa yang bisa di tanam dan di makan.Mereka sangat bahagia meskipun hidup seadanya.

Suatu ketika kapal seorang saudagar kaya melewati pulau tersebut dan mencoba berlabuh tuk memastikan pulau tersebut berpenghuni atau tidak,dan mencoba membuka pasar perdagangan di pulau itu.Bersama itu sanjaya pergi menangkap ikan dan dwi permata saripun sedang mencuci pakaian di tepi sungai yang jauh jaraknya dari tempat sanjaya.Saudagar itupun melihat dwi yang sedang mencuci pakaian,dan menghampiri dwi

“apa yang sedang gisana lakukan di tempat seperti ini,apa di sini ada desa untuk berdagang?” Tanya saudagar
“tidak ada gisana,yang ada hanya kami berdua di pulau ini.aku dan suamiku sanjaya,sedangkan aku sekarang mencuci pakaian kami berdua”jawab dwi permata sari
“Apakah gisana bisa tinggal di tempat seperti ini yang tak berpenghuni?selalu di landa sepi?apakah gisana ak ingin hidup seperti halnya manusia lainnya?lebih baik gisana ikut saya,di sana banyak kehidupan yang menanti kita!”ajak saudagar
“di sini aku memang sepi dan ingin meninggalkan semua ini tetapi disini ada sanjaya yang selalu menemani.tapi… bukan disini tempatnya yang ku harapkan”jawab dwi permata sari
“coba gisana pikirkan sejenak mana yang lebih baik dan harus di putuskan,bilamana gisana ingin meniggalkan semua ini,gisana bisa ikut bersama saya dan akan ku jadikan gisana istri saya”tambah saudagar
“baiklah gisana,….aku akan ikut bersamamu”dwi pun memutuskan tuk meninggalkan kesepiannya yang selama ini ia rasakan  dan pergi bersama saudagar itu menuju kota.

Haripun menjelang sore dan sanjaya pulang dari menangkap ikan dan ia ingin segera cepat sampai rumah dan memberi tahu dwi permata sari kalau ia hari ini berhasil menangkap ikan banyak.Sesampainya di rumah tak didapatinya dwi permata sari dan hanya selembar daun jati yang ia temukan di atas meja bambunya.Di daun itu bertuliskan
“maafkan dinda kanda sanjaya,dinda ingin selalu bersama kanda,tapi dinda juga ingin hidup bahagia bersama dengan yang lainnya,yang mana kebahagiaan itu bukan milik kita semata”
Sanjaya menangis,dan seakan tak kuasa menerima kenyataan ini semua
“ya Tuhanku kau memisahkan kami dengan kematian dan mengembalikan kebahagiaan dalam kehidupan.tapi kehidupan yang lain lah yang di inginkan dinda,mohon beri kebahagiaan baginya ya Tuhanku…”
Dan sanjaya tetap memutuskan tuk hidup sendiri di pulau terpecil itu,dan tidak pergi mencari sang istri yang pergi.karena itu memang yang menjadi keinginan dwi permatasari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar